B. MENGANALISIS KEMAHARAJAAN VOC
Menganalisis keserakahan kongsi dagang
a. Lahirnya VOC
tujuan bangsa Eropa ke dunia timur antara lain untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan dengan dengan mendapatkan rempah-rempa. Kemudian berita dari keuntungan tersebut menyebar maka banyak orang Eropa datang ke Nusantara untuk meraup keuntungan. Pedagang dari Portugis bersaing dengan para pedagang Belanda,bersaing dengan pedagang Spanyol,bersaing dengan Inggris dan seterusnya. Pada tahun 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang bernama EIC (East India Company. Yang berkantor pusat di India tepatnya di Kalkuta tempat setiap kebijkan Inggris di dunia timur dikendalikan. Pada tahun 1811 kedudukan Inggris begitu kuat dan sampai berhasil menempatkan kedudukannya di Nusantara.
Pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau disebut dengan perserikatan maskapai perdagang india timur. Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah :
Menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada
Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain.
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang, yang terdiri dari delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Markasnya berkedudukan di Amsterdam. Dalam menjalankan tugasnya VOC memiliki beberpa kewenangan dan hak-hak antara lain:
Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapa sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk kepulauan Nusantara.
Membentuk angkatan perang sendiri
Melakukan peperangan
Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
Mengangkat pegawai sendiri
Memerintah di negeri jajahan
Pada tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC dan diberi nama Benteng Victoria. Karena dewan tujuh belas tidak dapat menjalankan tugas sehari-harinya secara cepat dan efektif sementara itu persaingan dan permusuhan dengan bangsa lain semakin keras, pada tahun 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal dan dibentuknya Dewan Hindia yang bertugas memberi nasihat dan mengawasi kepemimpinan gubernur jendral. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both.
b. VOC semakin merajalela
Setelah Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst dan baru berjalan satu tahun ia digantikan oleh Laurens Reael. Pada masa jabatan Laurens Reael berhasil membangun Gedung Mauritus yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung. Pada tahun 1618 Sultan Banten yang dibantu tentara Inggris di bawah Lakamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta seperti yang dilakukan Banten pada tahun 1619 yang juga mengusir Inggris dari Jayakarta.
Pada tahun 1619 Laurens digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen ( J.P Coen). Karena merasa bangsanya dipermalukan pasukan Banten dan Inggris di Jayakarta ia menyiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta. Ternyata Jayakarta dapat ditakhlukan VOC dan kota itu dibumihanguskan oleh JP. Coen pada tanggal 30 Mei 1619. Dan diatas puing-puing kota tersebut dibangun kota dan bangunan bergaya belanda yang dinamakan Batavia sebagai pengganti nama Jayakarta.
Cara-cara VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam dilakukan dengan :
Merebut pasaran produksi pertanian
Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian
VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis
VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara
Lembaga-lembaga pemerintahan tredisional/kerajaan masih tetap dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi dapat diperalat, kalau tidak mau baru diperangi.
VOC semakin serakah dan bernafsu untuk menguasai Nusantara yang kaya rempah-rempah. Politik devide et impera dan berbagai tipu daya juga dilakukan demi mendapatkan keuntungan. Hal ini terjadi saat Raja Pakubuwana II yang dalam keadaan sakit keras dipaksa untuk menandatangani naskah penyerahan kekuasaan Kerajaan Mataram kepada VOC pada tahun 1749. Dan kekuasan VOC sudah meluas ke seluruh Nusantara dengan begitu jelas bahwa VOC merupakan kongsi dagang yang berangkat dari usaha mencari keuntungan kemudian dapat menanamkan pengaruh bahkan kekuasaanya di Nusantara. Yang artinya untuk memperkokoh tindakan monopoli dan memperbesar keuntungannya orang-orang Eropa harus memperbanyak daerah ynag dikuasai atau daerah kolonialnya.
Kolonialisme merupakan bentuk pengekalan imperialisme. Paham ini yang biasanya diterapkan oleh bangsa Eropa, yang memiliki motivasi untuk memperbaiki taraf kehidupan ekonomi kemudian meningkat menjadi nafsu untuk menguasai dan mengeruk kekayaan dan keuntungan sebanyak-banyaknya dari daerah koloni untuk kekayaan bangsanya sendiri. Pihak atau bangsa lain dianggap musuh dan harus disingkirkan, sifat keangkuhan dan keserakahan telah menghiasi perilaku kaum penjajah. Cara-cara yang dilakukan VOC adalah antara lain pemaksaan monopoli perdagangan, politik memecah belah serta tipu muslihat yang sering disertai tindak peperangan dan kekerasan semakin memperluas daerah kekuasaan dan memperkokoh kemaharajaan.
C. VOC menuju kebangkrutan
Pada abad ke17 sampai dengan abad ke 18 VOC mengalami kejayaan. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC sudah membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan india sampai irian. Namun semakin banyak daerah yang dikuasi juga pengawasan juga semakin sulit. Pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749 parlemen Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai penguasa VOC, raja juga menjadi panglima tertinggi tentara VOC, dengan demikian VOC berada di bawah kekeuasaan raja. Pada tanggal 24 Juni 1719 Gubernur Jenderal Henricus Zwaardecroon mengeluarkan ordonansi untuk mengatur secara rinci cara penghormatan terhadap gubernur jenderal kepada Dewan Hindia beserta istri dan anak-anaknya. Pada tahun 1754 Gubernur Jenderal Jacob Mosel mengeluarkan ordonansi yang mengatur kendaraan kebesaran.
Menganalisis keserakahan kongsi dagang
a. Lahirnya VOC
tujuan bangsa Eropa ke dunia timur antara lain untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan dengan dengan mendapatkan rempah-rempa. Kemudian berita dari keuntungan tersebut menyebar maka banyak orang Eropa datang ke Nusantara untuk meraup keuntungan. Pedagang dari Portugis bersaing dengan para pedagang Belanda,bersaing dengan pedagang Spanyol,bersaing dengan Inggris dan seterusnya. Pada tahun 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang bernama EIC (East India Company. Yang berkantor pusat di India tepatnya di Kalkuta tempat setiap kebijkan Inggris di dunia timur dikendalikan. Pada tahun 1811 kedudukan Inggris begitu kuat dan sampai berhasil menempatkan kedudukannya di Nusantara.
Pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau disebut dengan perserikatan maskapai perdagang india timur. Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah :
Menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada
Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain.
VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang, yang terdiri dari delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Markasnya berkedudukan di Amsterdam. Dalam menjalankan tugasnya VOC memiliki beberpa kewenangan dan hak-hak antara lain:
Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapa sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk kepulauan Nusantara.
Membentuk angkatan perang sendiri
Melakukan peperangan
Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
Mengangkat pegawai sendiri
Memerintah di negeri jajahan
Pada tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC dan diberi nama Benteng Victoria. Karena dewan tujuh belas tidak dapat menjalankan tugas sehari-harinya secara cepat dan efektif sementara itu persaingan dan permusuhan dengan bangsa lain semakin keras, pada tahun 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal dan dibentuknya Dewan Hindia yang bertugas memberi nasihat dan mengawasi kepemimpinan gubernur jendral. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both.
b. VOC semakin merajalela
Setelah Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst dan baru berjalan satu tahun ia digantikan oleh Laurens Reael. Pada masa jabatan Laurens Reael berhasil membangun Gedung Mauritus yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung. Pada tahun 1618 Sultan Banten yang dibantu tentara Inggris di bawah Lakamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta seperti yang dilakukan Banten pada tahun 1619 yang juga mengusir Inggris dari Jayakarta.
Pada tahun 1619 Laurens digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen ( J.P Coen). Karena merasa bangsanya dipermalukan pasukan Banten dan Inggris di Jayakarta ia menyiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta. Ternyata Jayakarta dapat ditakhlukan VOC dan kota itu dibumihanguskan oleh JP. Coen pada tanggal 30 Mei 1619. Dan diatas puing-puing kota tersebut dibangun kota dan bangunan bergaya belanda yang dinamakan Batavia sebagai pengganti nama Jayakarta.
Cara-cara VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam dilakukan dengan :
Merebut pasaran produksi pertanian
Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian
VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis
VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara
Lembaga-lembaga pemerintahan tredisional/kerajaan masih tetap dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi dapat diperalat, kalau tidak mau baru diperangi.
VOC semakin serakah dan bernafsu untuk menguasai Nusantara yang kaya rempah-rempah. Politik devide et impera dan berbagai tipu daya juga dilakukan demi mendapatkan keuntungan. Hal ini terjadi saat Raja Pakubuwana II yang dalam keadaan sakit keras dipaksa untuk menandatangani naskah penyerahan kekuasaan Kerajaan Mataram kepada VOC pada tahun 1749. Dan kekuasan VOC sudah meluas ke seluruh Nusantara dengan begitu jelas bahwa VOC merupakan kongsi dagang yang berangkat dari usaha mencari keuntungan kemudian dapat menanamkan pengaruh bahkan kekuasaanya di Nusantara. Yang artinya untuk memperkokoh tindakan monopoli dan memperbesar keuntungannya orang-orang Eropa harus memperbanyak daerah ynag dikuasai atau daerah kolonialnya.
Kolonialisme merupakan bentuk pengekalan imperialisme. Paham ini yang biasanya diterapkan oleh bangsa Eropa, yang memiliki motivasi untuk memperbaiki taraf kehidupan ekonomi kemudian meningkat menjadi nafsu untuk menguasai dan mengeruk kekayaan dan keuntungan sebanyak-banyaknya dari daerah koloni untuk kekayaan bangsanya sendiri. Pihak atau bangsa lain dianggap musuh dan harus disingkirkan, sifat keangkuhan dan keserakahan telah menghiasi perilaku kaum penjajah. Cara-cara yang dilakukan VOC adalah antara lain pemaksaan monopoli perdagangan, politik memecah belah serta tipu muslihat yang sering disertai tindak peperangan dan kekerasan semakin memperluas daerah kekuasaan dan memperkokoh kemaharajaan.
C. VOC menuju kebangkrutan
Pada abad ke17 sampai dengan abad ke 18 VOC mengalami kejayaan. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC sudah membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan india sampai irian. Namun semakin banyak daerah yang dikuasi juga pengawasan juga semakin sulit. Pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749 parlemen Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai penguasa VOC, raja juga menjadi panglima tertinggi tentara VOC, dengan demikian VOC berada di bawah kekeuasaan raja. Pada tanggal 24 Juni 1719 Gubernur Jenderal Henricus Zwaardecroon mengeluarkan ordonansi untuk mengatur secara rinci cara penghormatan terhadap gubernur jenderal kepada Dewan Hindia beserta istri dan anak-anaknya. Pada tahun 1754 Gubernur Jenderal Jacob Mosel mengeluarkan ordonansi yang mengatur kendaraan kebesaran.
No comments:
Post a Comment